Para ilmuwan berhasil menemukan beberapa petunjuk tentang bunga kuno yang tumbuh di zaman Tyranosaurus dan Iguanadaon.
Baru-baru ini, para peneliti dari Swedia menemukan fosil biji bunga dari zaman kapur di pedesaan Portugal dan Amerika Utara. Penemuan fosil biji yang berusia 145 juta tahun itu akan membuka jalan bagi ilmu pengetahuan dan menemukan nenek-moyang semua bunga modern.
Ukuran benih ini sangatlah kecil, yang terbesar memiliki diameter tidak lebih dari dari 0,1 inci. Kondisinya sangatlah terawat dan struktur sel-nya masih dapat dilihat dengan begitu jelas.
Dengan kecanggihan teknologi modern, para peneliti berhasil melihat embrio dari benih ini. Bagian ini bertujuan untuk melihat bagaimana mereka tumbuh dan membandingkannya dengan kondisi tumbuhan di zaman sekarang.
Else Marie Friis, peneliti utama dan dosen luar biasa di Museum Biologi Swedia, berkesempatan meneliti benih dari kelas angiosperm atau tumbuhan biji tertutup.
Else dan tim menggunakan teknik visualisasi terbaru dengan mikroskop tomografi X-ray (SRXTM), yang memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi fosil ini tanpa perlu merusak. Mereka sudah berhasil mencitrakan 250 biji yang mencakup 75 spesies.
"Pengamatan ini memberi kita wawasan baru ke masa-masa awal pembentukan bumi, dan paling penting untuk memahami ekologi tanaman pada awal Cretaceous" ujar Else, seperti dikutip dari Live Science, Minggu (9/1/2016).
Sum: Berita teknologi.
0 komentar:
Posting Komentar